Canting Cantiq
TUGAS
II
ILMU
BUDAYA DASAR
“Canting Cantiq”
Dosen:
Aulia Ar Rahma
Oleh
Nama
: Haniy Amalia S
NPM
: 14114770
Kelas
: 1KA08
SISTEM
INFORMASI
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER
MARET,
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Novel
adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi
dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan
ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam
berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang
berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada
gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel
tersebut.
Menurut
khasanah kesusastraan Indonesia modern, novel berbeda dengan roman. Sebuah roman menyajikan
alur cerita yang lebih kompleks dan jumlah pemeran (tokoh cerita) juga lebih
banyak. Hal ini sangat berbeda dengan novel yang lebih sederhana dalam
penyajian alur cerita dan tokoh cerita yang ditampilkan dalam cerita tidak
terlalu banyak.
B. Rumusan Masalah
1.
Pengertian novel, ciri, dan unsur novel?
2.
Inti cerita Canting Cantiq
3.
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik, Kelebihan dan
Kekurangan Novel
BAB II
ISI
1.
Pengertian novel, ciri, dan unsur novel
Novel
adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang panjang dan luas. Novel adalah sebuah uraian mendalam tentang suatu tema yang diungkapkan
lewat cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya. Novel adalah
sebuah cerita yang menceritakan pelaku-pelaku atau tokoh-tokoh mulai dari waktu
muda/kecil, kemudian menjadi tua. Cerita tersebut bergerak dari satu adegan ke
adegan lain, dan satu tempat ke tempat yang lain dengan waktu yang cukup
panjang. Unsur yang paling menonjol dalam novel adalah konflik. Bahkan dapat
dikatakan bahwa novel adalah rangkaian dari beberapa konflik yang membentuk
satu jalan cerita. Novel yang menarik biasanya mengandung konflik-konflik yang
mengejutkan atau mendadak.
Ciri-ciri novel yang paling utama adalah sebagai berikut:
· Memiliki alur/plot yang kompleks.
Berbagai peristiwa dalam novel ditampilkan saling berkaitan sehingga novel
dapat bercerita panjang lebar, membahas persoalan secara luas, dan lebih
mendalam.
· Tema dalam novel tidak hanya satu,
tetapi muncul tema-tema sampingan. Oleh karena itu, pengarang novel dapat
membahas hampir semua segi persoalan.
· Tokoh/karakter tokoh dalam novel
bisa banyak. Dalam novel, pengarang sering menghidupkan banyak tokoh cerita
yang masing-masing digambarkan secara lengkap dan utuh.
Unsur novel dibagi menjadi dua, yaitu unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Unsur intrinsik novel
adalah unsur yang langsung membangun novel tersebut dan berada di dalam
novel tersebut. Sedangkan, unsur
ekstrinsik novel adalah unsur yang berada di luar novel tersebut. Unsur
ekstrinsik tidak berhubungan secara langsung dalam membangun suatu novel. Unsur
intrinsik novel antara lain sebagai berikut:
·
Tema: Tema adalah ide dasar atau gagasan pokok yang mendasari
novel.
·
Alur: Alur adalah rangkaian peristiwa demi peristiwa dalam novel.
·
Tokoh: Tokoh serta perwatakan berkaitan dengan pelaku dalam novel.
· Sudut
Pandang: Sudut pandang adalah cara penulis
novel menceritakan kisahnya atau segi pandang penulis dalam membawakan cerita.
Sudut pandang berkaitan dengan penggunaan kata ganti dalam bercerita oleh
penulis. apakah menggunakan kata ganti orang pertama, orang kedua, atau orang
ketiga
·
Latar: Latar adalah tempat dan waktu terjadinya cerita dalam
novel.
·
Gaya
Bahasa: Gaya bahasa berkaitan dengan
penggunaan bahasa oleh penulis dalam novel tersebut.
·
Amanat: Amanat adalah pesan yang terkandung dalam novel. Pesan
tersebut umumnya merupakan ajaran moral yang bersifat mendidik.
Sedangkan, unsur ekstrinsik dalam novel adalah sebagai
berikut:
- Latar belakang budaya penulis novel
- Pendidikan penulis novel
- Pengalaman penulis novel
1.
Inti cerita Canting Cantiq
Melanie Adiwijoyo punya hidup yang sempurna. Cantik bak
bidadari, pintar,kaya raya dan mempunyai banyak teman. Setiap hari banyak
barang bermerek yang selalu dikenakannya. Sebagai anak tunggal pengusaha
ternama, sejak kecil Mel punya cita-cita jadi model internasional. Tapi,
impiannya hancur ketika perusahaan ayahnya bangkrut dan Mel terpaksa
meninggalkan Jakarta untuk tinggal bersama Eyang Santoso di Jogja.
Siapa sangka, ternyata Eyang Santoso tidak tinggal
sendirian. Ia tinggal bersama anak-anak kos yang punya penampilan aneh-aneh.
Ada Dara cewek tomboi dengan rambut highlight pink. Ada Saka yang suka
berpenampilan tradisional. Ada Ipank anak gunung yang temperamental walau pun
sebenarnya sangat baik dan perhatian. Ada Jhony, yang punya rambut kribo. Juga
ada Aiko, cewek lembut berwajah oriental yang doyan banget pake minyak telon.
Nggak hanya mereka aja, ada juga Dido, cowok berkacamata
tebal dengan rambut jigrak kayak Dido Fido yang sungguh tidak dipercaya kalau
dia adalah seorang DJ dan Bima yang sangat pendiam. Menurut Mel, Bima
sebenarnya imut tetapi terlalu diam.
Ketika ayah Mel terkena serangan jantung lalu meninggal, Mel
seperti orang yang tak punya tujuan hidup. Lalu Mel bertemu dengan Bima dan
ketika di kafe milik Bima sedang diadakan peragaan busana karya Aryati Sastra,
desainer kebaya terkenal, Aryati tertarik dengan Mel ketika melihat gaya
pakaian Mel dan mengajak Mel untuk jadi desainer seperti dirinya dan menjadi
muridnya terlebih dahulu. Merasa tertarik Mel pun mengiyakan ajakan itu.
Setiap hari Mel belajar ke galeri Aryati Sastra. Setiap pagi
di diantar Bima kalau tidak Saka. Mulai dari mengukur,memotong, sampai membuat
desain. Tapi disetiap keberhasilan orang pasti ada saja orang lain yang
membenci hal itu. Ya, Karen. Model Aryati Sastra ini sangat membenci Mel.
Pada suatu hari Mel ditugaskan Aryati untuk membuat beberapa
macam desain. Mel pun melaksanakan tugas itu dengan baik. Setelah beberapa
desain yang dibuat Mel jadi Aryati terbelalak melihat hasil desain anak didik
nya. sungguh berani Mel memadukan gaya modern dengan gaya tradisional.
Aryati kagum dibuatnya. Karena desain yang dibuat Mel menarik, akhirnya Aryati
ingin membuat peragaan busana khusus Mel. Mel senang bukan main!
Tetapi,
keesokan harinya desain busana yang dibuat Mel hilang. Ada yang mengambilnya
atau jangan-jangan Mel lupa menaruhnya? Mel hampir menyerah dan putus asa.
Aryati menyuruhnya untuk mengulang membuat desain tersebut. Mel semakin
bingung. Padahal hari H peragaan busana itu tinggal beberapa minggu lagi. Mel
awalnya sempat tidak mau untuk mengulang membuat desain itu lagi. Tapi, berkat
semangat dari Bima,Mel pun mencoba bangkit dan mulai membuat desain sampai
larut malam. Dan ternyata berhasil!
Peragaan busana Mel pun siap untuk diadakan. Dalam peragaan
ini Mel tidak menggunakan model. Melainkan menjadikan teman-temannya untuk
memperagakan busana rancangan Mel. Teman-teman Mel pun setuju dan siap membantu
Mel. Mereka membantu dari semua bidang yang dibutuhkan untuk jalannya peragaan
busana karya Mel. Mel merasa sangat terbantu disini. Jalannya peragaan busana
Mel pun lancar dan orang-orang menyukai karya Mel. Saking banyaknya peminat
untuk baju karya Mel. Akhirnya baju karya Mel pun dijual di butik milik
Aryati.
Selain bekerja sebagai desainer Mel juga bekerja sambilan di
kafe Soda. Di kafe ini Mel dibayar perhari. Disini dia bersama-sama Bima
menjadi pegawai. Dari pekerjaan sampai seringnya mereka bersama akhirnya pun
mereka menjadi dekat. Kemana Mel akan pergi dengan suka hati Bima setia untuk
mengantarkannya.
Namun, pada suatu hari Mel mengetahui dari pembicaraan
karyawan kafe Soda kalau Bima adalah pemilik kafe tersebut juga Bima adalah
cucu dari pemilik J.B.Montaimana. perusahaan terbesar dan paling megah. Mel
sangat kaget dan merasa dibohongi. Dia kesal kepada Bima karena tidak jujur kepadanya.
Akhirnya hubungan merekapun menjadi renggang dan selalu menghindar bila
bertemu.
Pada
suatu hari Mel dijemput pengacara almarhum ayahnya untuk bersekolah di Paris.
Impian utama Mel pada saat masih di bangku SMA dulu. Mel pun senang tapi juga
sedih. Karena dia harus meninggalkan Eyang Santoso dan teman-temannya. Sehari
sebelum keberangkatan Mel ke Paris, Bima memmberanikan diri untuk menyatakan
cinta kepada Mel. Tetapi Bima tidak memintanya menjadi pacar dan menyuruhnya
untuk bersekolah saja dulu. Mel mengiyakan hal itu dan pergi ke Paris dengan
tenang.
3.
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik, Kelebihan dan
Kekurangan Novel
Ø
Unsur-unsur intrinsik:
·
Tema: Bangkit dari keputus asaan.
·
Perwatakan :
a. Melanie: manja,sombong,banyak
maunya,gengsian.
b. Bima: pendiam,pemalu,baik,suka
menolong.
c. Eyang Santoso:
perhatian,penyayang,baik,humoris.
d. Ipank: sentiment,jahil,baik,humoris.
e. Dara: tomboi,sopan,ramah.
f. Aryati Sastra: tegas,berpendirian
teguh,kreatif.
g. Aiko: lembut,lemah,penyakitan,pemalu.
h. Karen: licik,kejam,egois,gila harta.
i. Dido: pintar,banyak ide,misterius.
j. Jhony: humoris,norak,baik,pehatian.
k. Saka: sopan,baik,ramah,penurut.
l. Marco: sombong,tidak setia,pengecut.
m. Papa Melanie: penyayang,pintar,cerdas.
n. Alexa: tak setia kawan,sombong,bodoh.
·
Alur: Maju dengan contoh “Keesokan sorenya,
suasana ruang santai terlihat hangat. Semuanya ada disana kecuali Bima. Aiko
dan Dido masih mengenakan seragam putih abu-abu. Mereka baru kelas 3 SMA.”
·
Latar :
a.
Latar tempat : Rumah Eyang Santoso, Sekolah Melanie,
rumah Melanie, Kafe Soda, Galeri Aryati Sastra, Pasar Tradisional, dan Paris.
b.
Latar waktu : Pagi, siang, malam, sore
c.
Latar suasana : Tegang, semangat kebersamaan, bahagia,
sedih dan duka.
·
Sudut pandang pengarang : Cara Pengarang
Mengungkapkan Tokoh-Tokohnya. Dalam novel ini, pengarang mengungkapkan
tokoh-tokohnya dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
·
Amanat : kebersamaan bisa selalu ada dalam
keluarga walaupun tidak ada kesamaan pribadi antara sesamanya. Disini kita bisa
belajar kekurangan setiap orang akan dilengkapi yang lainnya.
Ø
Unsur Ekstrinsik
· Latar belakang budaya penulis novel
Dyan
Nuranindya. Penulis kelahiran 14 Desember 1985 yang lebih suka mengagumi karya
orang lain dibandingkan karyanya sendiri. Penyuka gunung,tebing, lautan, dan
tempat-tempat bersejarah sehingga tidak pernah menolak kalau diajak ke tempat
tersebut. Mencintai seni dalam bentuk paling absurd sekalipun. Mengidolakan
sutradara Tim Burton dan aktor Johnny Depp sehingga menganggap mereka pasangan
yang paling berpengaruh dalam imajinasinya.Imajinasi yang ‘aneh’ pastinya.
·
Pendidikan penulis novel
- 2010-2012 Master of Social Science (M.Si) (Marketing
Communication), Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Indonesia.
- 2004-2008 Sarjana Ekonomi (S.E) (Marketing Management),
Program Sarjana, Asian Banking Finance and Informatics Institute of Perbanas
Jakarta (ABFII)
2001-2004
SMUN 6 Jakarta
· Penghargaan penulis novel
- 2011 Penerima Beasiswa Unggulan program pasca sarjana
bagi penulis dan aktivis, Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia
- 2009 Karya ilmiahnya terpilih sebagai wakil Indonesia
dalam konfrensi international, BAI
- 2009(Bussiness and Information Conference),Kuala
Lumpur, Malaysia.
- 2007 Terpilih sebagai wakil Indonesia dalam
“International Visitor Leadership Program for Young Writer and Artist” dari U.S
Departement of State.
- 2005 Terpilih sebagai salah satu Inspiring teenager
pada program “Permata Bangsaku” Metro TV
Ø
Kelebihan Novel
- Ceritanya yang bagus untuk remaja.
- Ketebalan halamannya sesuai.
- Sampul depannya bisa menarik perhatian.
Ø
Kekurangan:
- Kertas yang digunakan tidak terlalu bagus.
- Ukuran huruf yang terlalu kecil.
BAB
III
PENUTUPAN
1.
Kesimpulan
Mel yang sejak kecil punya cita-cita menjadi seorang model
internasional harus hancur karena perusahaan ayahnya bangkrut dan terpaksa
meninggalkan Jakarta lalu tinggal bersama eyangnya, di rumah eyangnya Mel
tinggal bersama anak kos yang punya penampilan aneh. Ketika ayahnya meninggal
Mel pun seperti tidak punya arah tujuan dan akhirnya bertemu dengan Bima anak kos
di rumah eyangnya. Ketika Mel di ajak ke kafe disana sedang diadakan peragaan
busana karya Aryati Sastra, Aryati pun tertarik melihal gaya pakaian Mel dan
mengajak utuk menjadi desainer dan menjadi muridnya terlebih dahulu dan Mel pun
tertarik akan ajakan itu. Setiap hari Mel belajar di galeri milik Aryati. Pada
suatu hari Mel ditugaskan untuk membuat beberapa macam desain dan Mel pun
melaksanakan dengan baik. Setelah beberapa desain yang dibuat Mel selesai, Aryati
pun terbelalak melihat hasil desain dari muridnya itu. karena desain yang
dibuatnya menarik, Aryati ingin membuat peragaan busana khusus Mel dan dia pun
senang. Ketika keesokan harinya desaian busananya hilang. Mel hampir menyerah
dan putus asa, Aryati menyuruh Mel untuk membuat ulang desain tersebut. tetapi
berkat semangat dari Bima, Mel mau mencoba bangkit dan mulai membuat desainnya
dan ternyata berhasil. Peragaan busana Mel pun siap diadakan dan menjadikan
teman-temannya untuk memperagakan busana rancangannya. Peragaan busana Mel pun
berjalan dengan lancar dan orang-orang menyukai baju karya Mel. Saking
banyaknya peminat untuk baju karya Mel, baju itupun dijual di butik milik
Aryati. selain bekerja sebagai desainer Mel juga bekerja sambilan di kafe soda.
Disini Mel bekerja bersama Bima menjadi pegawai. Namun pada suatu hari Mel
mengetahui kalau Bima adalah pemilik dari kafe tersebut dan juga cucu dari
perusahaan terbesar dan paling megah. Mel pun sangat kaget dan merasa kesal
karena Bima tidak jujur, akhirnya hubungan mereka pun renggang. Pada suatu hari
Mel dijemput oleh pengacara almarhum ayahnya untuk sekolah di paris dan Mel pun
menyutujui karena itu imipian utamanya dan sedih karena harus meninggalkan eyang
dan teman-temannya. Sehari sebelum Mel berangkat ke paris Bima pun memberanikan
untuk menyatakan cinta kepada Mel, tetapi Bima tidak meminta untuk menjadi
pacar dan menyuruh untuk sekolah dulu dan Mel pun mengiyakan hal itu.
2.
Saran
Dari novel tersebut bahwa cerita yang ditampilkan sang
pengarang sangatlah cocok untuk para remaja. Selain ketebalan halamannya yang
sesuai sampul depan dari novel tersebut bisa menarik perhatian para remaja yang
menyukai novel. Sampul depan novel tersebut di desain sangat cantik. Tetapi,
kertas yang digunakan pada novel tersebut kurang bermutu karena menggunakan
kertas buram yang tidak bagus. Selain itu juga huruf yang digunakan pengarang
terlalu kecil sehingga terkadang susah dibaca.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar